Selasa, 28 April 2015

PEMELIHARAAN AYAM KALKUN

Penetasan Telur Kalkun Dengan Mesin

Telur kalkunJika anda mendapatkan telur kalkun anda tidak menetas dengan sempurna, anda bisa menetaskannya dalam mesin penetas agar hasilnya lebih memuaskan. Walaupun ada perlakuan berbeda dari telur ayam kita bisa meningkatkan persentase telur yang berhasil menetas. Disini akan kita bahas bagaimana kita meningkatkan persentase keberhasilan penetasan telur ayam kalkun. 

 

Langkah-langkah :

  1. Panaskan mesin tetas paling tidak 24 jam sebelum telur masuk mesin.
  2. Isi bagian bawah mesin dengan air secukupnya untuk memperoleh kelembaban yang sesuai.
  3. Letakkan 2 buah thermometer dalam incubator. Pastikan keduanya berada pada posisi setengah tinggi telur(kira-kira 1 inchi). Anda bisa memakai gelas plastik yang dipotong untuk menempatkan termometer
  4. Letakkan sepotong kain di dalam air dan tempelkan salah satu ujungnya menyentuh salah satu ujung termometer. Termometer ini disebut thermometer basah, yang akan menjadi patokan kasar tentang kelembaban didalam mesin, jika kain telah basah sepenuhnya sampai ke termometer.
  5. Pastikan suhu stabil pada posisi 99 derajat F/ 37 derajat C, dan Termometer basah berada pada suhu antara 85-100 derajat F / sekitar 29-37 derajat C.
  6. Tandai telur di kedua sisinya (misal dengan “X” dan “O”) dalam posisi telur berbaring. Ini adalah tanda untuk pembalikan telur, Hingga anda bisa membalik telur tepat 180 derajat.
  7. Letakkan telur dalam mesin secara perlahan. Tempatkan telur dengan tanda yang sama berada diatas. Selama 25 hari: putar telur sebanyak 3-5 kali sehari. Ini untuk mencegah agar isi telur tidak menempel pada kulitnya.
  8. Hari ke 25, HENTIKAN MEMUTAR TELUR. Agar anakan kalkun dapat merubah posisinya dalam posisi siap menetas. Dalam jangka waktu sekitar 28 hari mereka akan segera menetas. Saat sudah ada kalkun yang menetas, mereka kemungkinan akan memutar telur lain yang belum menetas. Putarlah telur yang belum menetas sesuai dengan tanda pada telur lain.

Tips

  • Penetasan normal adalah 28 hari, akan tetapi bisa maju atau mundur sekitar 3-4hari.
  • Pegang telur sesedikit mungkin. Semakin sedikit getaran yang terjadi, semakin besar kemungkinan telur akan berhasil menetas.
  • Jaga ketinggian air. Jika permukaan terlalu rendah, kelembaban di dalam mesin akan semakin kecil. Kelembaban yang ideal adalah 65% atau lebih, untuk menjaga agar anakan kalkun tidak menjadi kering didalam telurnya dan mati.
  • Saat kalkun mulai memecah telur, jangan sekalipun memutar telur. Pastikan retakan ada diatas. Jika retakan ada dibawah, Kalkun mungkin tidak akan mampu memecahkan telur dan keluar. Dalam jangka waktu 3 hari kalkun akan merubah posisinya ke posisi menetas. 6-12 jam sebelum mereka menetas, anda mungkin kan mendengar mereka menciap-ciap.
  • Retakan pertama akan terlihat di dekat lobang udara telur(bagian telur yang bulat).
  • Proses kalkun keluar dari telurnya butuh waktu antara 5-10 jam.
  • Anakan kalkun yang baru menetas akan selalu menciap, terlihat lelah,lemah dan basah. Pastikan mereka bias beristirahat tenang dan tetap hangat.
  • Setelah 24 jam berikan mereka makanan dan minuman. Celupkan paruhnya ke dalam air (Cukup paruhnya saja dan jangan sampai kepalanya masuk dalam air) awasi pemberian minumnya. Ulangi dengan makanan. Semoga kalkun anda bisa belajar minum dan makan dengan sendirinya.

Perhatian :

  • Selalu cucilah tangan anda dengan sabun antiseptic (dan jangan menyentuh muka dengan tangan) sebelum memegang telur. Minyak dan kotoran dari anda bisa merusak embrio kalkun didalam telur.
  • Jangan campurkan anakan kalkun dengan ayam. Ada banyak penyakit yang bias ditularkan ayam ke kalkun (meskipun kalkun dewasa mungkin tidak berpengaruh).
  • Jika anda tidak memutar telur dengan benar, munkin anakan kalkun yang menetas akan mengalami gangguan di kakinya, seperti kaki pengkor.
  • Tahanlah diri anda agar tidak membantu kalkun menetas(keluar dari cangkang), bantuan anda mungkin hanya akan membahayakan kalkun anda. Karena mereka akan menjadi rentan terhadap penyakit. Biarkan berjalan dengan alami.
Sumber: http://www.wikihow.com/Hatch-Turkey-Eggs-in-an-Incubator

PAKAN KALKUN

Budidaya kalkun dapat terlaksana dengan baik jika memperhatikan mengenai manajemen pemeliharaan meliputi: pembibitan; pakan dan pemberian pakan; perkandangan danranch (penggembalaan); penyakit dan penanganan penyakit. Pembibitan dilakukan mulai dari pemilihan induk kalkun dan penetasan. Pakan dan pemberian pakan yang perlu diperhatikan mengenai kebutuhan protein dan kalori; bahan baku pakan ; metode menyusun ransum sesuai kebutuhan kalkun; kebutuhan dan pemberian ransum; kebutuhan vitamin dan mineral; kebutuhan air minum kalkun. Secara umum pakan kalkun mirip dengan pakan unggas atau jenis burung lainnya yaitu termasuk pemakan biji-bijian, yang membedakan kalkun sangat menyukai hijauan daun.
Pemberian daun untuk ransum kalkun dapat dilakukan dengan cara dipotong-potong terlebih dahulu atau dibiarkan dimakan di lapangan terbuka. Pemberian hijauan daun dengan cara dilepas pada areal yang sudah ditanami hijauan daun akan member manfaat lebih yaitu kalkun secara “insting” dapat memilih sendiri jenis-jenis daun dan mineral dalam tanah yang dibutuhkan serta dapat mengkonsumsi aneka serangga sebagai tambahan protein. Dari bahan pakan seperti dikemukakan di atas sangat bias dipahami bahwa kalkun memang sebenarnya sangat adaptif dengan lingkungan hidupnya dan relative mudah untuk diternak secara alami.

Kandang yang biasa digunakan untuk kalkun ada tiga tahap yaitu: kandang untuk pembibitan; kandang untuk starter ; kandang untuk grower dan finisher. Penyakit dan penanganan penyakit dapat dilakukan selain vaksinasi, pemberian obat, untuk pencegahan agar tidak menular dilakukan isolasi dan karantina bagi kalkun yang sakit, dilakukan penyem desinfectan berkala pada kandang.

Manajemen pengelolaan kalkun juga perlu diperhatikan meliputi: panen dan penanganan pasca panen; pengelolaan daging kalkun; pengolahan daging kalkun; prospek pemasaran; analisis usaha betrnak kalkun.
Kalkun yang digunakan untuk konsumsi biasanya berupa kalkun jantan usia 4 bulan ke atas dan untuk anakan sejak menetas sudah siap jual. Selain kualitas dan ukuran, harga jual juga dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan keindahan warna bulu. Harga jual kaikun betina lebih mahal sekitar Rp 100- Rp 200 ribu dari yang jantan karena bisa menghasilkan anakan.

Selain itu, warna tertentu juga bisa dijual lebih tinggi, seperti warna merah, cokelat polos dan putih polos. Kalkun masih bisa produktif meski telah berusia 15 tahun, dan masa hidup hewan ini bisa sampai 20 tahun lamanya. Ayam besar ini bisa dipelihara di mana saja di segala daerah asalkan kebutuhan pakannya terpenuhi dengan baik.

Pada dasarnya pemeliharaan kalkun tidak jauh berbeda dengan ayam kampung atau ayam boiler. Dari DOT sampai siap telur membutuhkan waktu 7-8 bulan. Kalkun biasanya siap bertelur di usia 7-8 bulan, masa mengerami telur 28 hari, dan dalam 1 tahun indukan kalkun bisa bertelur 3-5 kali. Sekali bertelur bisa mengeluarkan telur sebanyak 12-16 butir.

Jika hasilnya di atas itu, pengeraman telur dibantu dengan mesin penetas, sedangkan jika di bawah 15 butir, induknya sendiri bisa mengerami. Salah satu kelemahan dalam pemeliharaan kalkun adalah rendahnya kemampuan indukan untuk mengerami telur dan merawat anak yang bisa berdampak pada kegagalan menetas dan daya tahan hidup anakan kalkun. Untuk itu, penetasan menggunakan mesin tetas, sedangkan pemeliharaan anakan bisa menggunakan box pemanas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar